(Hijab) Selera dan Zaman
6 OKTOBER 2016 · PUBLIK
6 kali Dibaca
Cantik itu persoalan selera. Entah itu selera perindividu atau bahkan kelompok. Ada juga yang disebut selera pasar, selera orang kebanyakan. Makanya, yang banyak samanya kerap disebut sebagai mode pasaran. Gaya pasaran, muka pasaran.
Para aktivis, dan kelompok2 yang menyerukan urgensi jilbab/kerudung/hijab bergerak cukup masif di kalangan masyarakat. Entah dengan syiar di atas mimbar ataupun melalui event berskala nasional bahkan internasional. 3 Tahun terakhir fenomena "hijab" cukup menjadi sorotan dan obrolan menarik di atas tikar-tikar penikmat literasi ilmiah hingga panggung talkshow yang disiarkan beberapa stasiun TV swasta.
Hijab pun kini menjadi selera pasar. Para desainer dan produsen fashion berlomba-lomba menciptakan dan mempromosikan berbagai macam mode hijabnya. Hijab benar-benar menjamur di pasaran. Busana-busana vulgar kian menciut pertumbuhannya, dan memaksa para model busana tersebut serta tokoh publik yang kerap menuai rejeki dari mempertontonkan belahan-belahan dirinya untuk beralih mengenakan hijab yang kemudian selalu disebut-sebut telah mendapatkan hidayah.
Alasannya demi kelangsungan hidup. Untuk menuai simpati masyarakat, agar tetap eksis di panggung-panggung. Mereka harus tetap mengalir diatas sungai-sungai zaman, mengikuti arus demi mencicipi Rahmat Tuhan dari hari ke hari.
Tunjukkan lebih banyak tanggapa